Senin, 05 Oktober 2009

3 KARAKTER PENEMPUH DAKWAH

Sungguh... kehidupan dunia ini akan tetap terus berjalan tak akan pernah berhenti apalagi mundur kebelakang, dunia berjalan kebelakang semakin menjauh sedangkan akhirat berjalan kedepan semakin mendekat, hari ini adalah amal tanpa hisab & esok adalah hisab tanpa amal, maka perbanyaklah amal shalih untuk kehidupan setelah kematian... semangatlah untuk lebih baik dengan dakwah ini. (sms tauzih dari seorang ikhwah)

Disini bukan sekedar menjalankan program kerja, karena kami meyakini bahwa sekecil apapun yang kami lakukan adalah kontribusi kami dalam menata sebuah peradaban baru, peradaban islam. Kami ingin menjadi batu bata dari bangunan dakwah yang agung ini, bangunan yang telah dirintis oleh para anbiya dan orang-orang shalih sebelum kami.
Amal dakwah adalah amal terbaik yang dijanjikan ridho & syurga-Nya, itulah yang kami yakini. Akan tetapi, kami pun menyadari bahwa perjalanan dakwah (terlebih dalam sebuah organisasi dakwah) akan selalu dihuni oleh tiga karakter penempuh, yakni zaalimun li nafshihi, muqtashid dan saabiqun bil khairaat. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an: “Kemudian Kami itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar” (QS. Fatir: 32)

Karakter zaalimun li nafshihi, adalah karakter mereka yang lalai dalam mempersiapkan bekal perjalanan dakwah dan meraka adalah orang yang lebih banyak melakukan kesalahan daripada kebaikan. Contoh kecilnya adalah mereka yang lebih mengutamakan menonton sepak bola atau televisi daripada qiyamullail dan tilawah.

Karakter muqtashid, adalah mereka yang mengambil bekal perjalanan secukupnya saja atau kebaikannya berbanding sama dengan kesalahannya. Kelompok yang memiliki karakter ini tidak memperhitungkan jika suatu waktu mereka harus menghadapi situasi tertentu.

Sedangkan yang dimaksud dengan karakter saabiqun bil khairaat adalah orang-orang yang melakukan banyak amal kebaikan dan amat jarang berbuat kesalahan atau kelalaian.
Dalam menempuh perjalanan dakwah ini kami tidak ingin memiliki karakter zhalimun li nafshihi, akan tetapi kami selalu berusaha menjadi kelompok yang memiliki karakter muqtashid (minimalnya) sebagai sarana tarbiyah untuk menjadi kelompok yang memiliki karakter saabiqun bil khairaat.
Ahibahifillah rahimakumullah...
Perbanyaklah perbekalan agar kami bisa bertahan dalam melangkahkan kaki dijalan dakwah ini. Perbekalan apa? “fazawwadu fa inna khaira zaadittaqwa-berbekalah kalian maka sebaik-baiknya bekal adalah ketaqwaan kepada Allah swt”. Begitu pentingnya bekal ketaqwaan sebagai modal ruhiyah kami dijalan dakwah, ketika ketaqwaan kami melemah, maka pada saat itulah intensitas dakwah kami akan menurun (futur) dan kemenangan semakin menjauh dari hadapan kami. Oleh karenanya kami selalu berusaha memelihara nilai-nilai ketaqwaan itu. Allahu’alam...

Tidak ada komentar: