Jumat, 27 Agustus 2010

Jati Diri Kader Dakwah

Sebuah Prolog.....

Dakwah adalah jalan panjang dan akan ditempa oleh beberapa generasi, dimana generasi satu dengan yang lainnya memberikan corak dan warna perubahan yang berbeda. Jalan dakwah adalah jalan Rasulullah saw menunjukkan umat ini kepada hidayah Allah swt.

Dakwah adalah jalan yang mempersatukan seluruh hamba-Nya yang beriman didalam satu ikatan ukhuwah imaniyah. Dan dakwah adalah satu-satunya jalan untuk merealisasikan syariah-Nya di bumi ini, sehingga Islam dapat dirasakan oleh semua makhluk sebagai rahmat Allah swt. Bukanlah sesuatu yang dipungkiri bahwa tugas dakwah memang bukanlah tugas yang ringan. Terkadang tugas dakwah menjadi beban berat untuk dipikul. Terlebih lagi bagi kader dakwah yang memiliki berkepribadian rentan dan rapuh. Tugas itu menjadi tembok besar yang teramat sulit untuk dilewati. Namun tidak demikian bagi kader pilihan, kader yang memiliki militansi dan kader memliki kekokohan jati diri sebagai aktifis dakwah. Mereka akan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menunaikan tugas mulia itu dengan sebaik-baiknya. “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik” (QS. Yusuf : 108).

Jati diri adalah identitas. Jati diri kita sebagai seorang muslim berarti segala tindakan yang dilakukan selalu dalam core nilai-nilai Islam (muslim kaafah). Jati diri kita sebagai kader dakwah berarti segala amal yang dilakukan harus memiliki effect positif dimasyarakat. Sehingga orang-orang disekitarnya mampu menyerap pancaran kebaikan dari segala tindakan yang dilakukannya. Jati diri menjadi sangat penting dimiliki setiap kader dakwah, oleh karena hal itulah yang membedakan dengan yang lainnya. Dengan jati diri yang dimilikinya, kader dakwah akan mampu memberikan warna unik ditengah masyarakat. Dalam bukunya, ustad Anis Matta mengungkapkan bahwa, hendakya setiap kader dakwah memiliki ‘lingkaran kebenaran’ dalam beberapa diameter keberadaannya, artinya siapapun yang berbicara dengannya, siapapun yang mendengarkannya dan siapapun yang melihat tingkah lakunya, mampu menyerap pancaran kebenaran dan pancaran kesalehan.

-sumber buku: jati diri kader dakwah-

Tidak ada komentar: